STUDI KONDISI SOSIAL EKONOMI PENGRAJIN BESI DI DESA MONTONG GAMANG KECAMATAN KOPANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH
SOCIOECONOMIC CONDITIONS OF IRON CRAFTSMEN IN MONTONG GAMANG VILLAGE, KOPANG SUB-DISTRICT, CENTRAL LOMBOK DISTRICT
DOI:
https://doi.org/10.29303/konstanta.v2i2.697Keywords:
Kondisi Sosial Ekonomi, Tingkat Kesejahteraan, Pendapatan, Tingkat Kesehatan, Kondisi Tempat Tinggal, Pendidikan, TransportasiAbstract
Kondisi sosial ekonomi merupakan kondisi yang berhubungan dengan masyarakat, kebutuhan masyarakat dan cara pemenuhan kebutuhannya. Kondisi sosial ekonomi pengrajin besi di Desa Montong Gamang, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah dipengaruhi oleh beberapa aspek yang diantaranya pendapatan, tingkat kesehatan, kondisi tempat tinggal, Pendidikan, dan Transportasi. kondisi sosial ekonomi sejalan dengan indikator tingkat kesejahteraan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk meneliti kondisi sosial ekonomi pengrajin besi dan tingkat kesejahteraan pengrajin besi di Desa Montong Gamang Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah dilihat dari kondisi sosial ekonominya. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif Deskriptif. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Montong Gamang, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, dengan kriteria berusia di atas 20 – 60 tahun, sehingga total sampelnya 42 responden. Alat analisis data yang digunakan adalah Deskriptif persentase. Hasil penelitian ini yaitu berdasarkan tingkat pendapatan, pengrajin besi dikatakan kurang sejahtera, selain itu berdasarkan tingkat Pendidikan, kondisi tempat tinggal dikatakan cukup sejahtera sedangkan berdasarkan tinggal dan kemudahan akses transportasi dikatakan sejahtera. Dalam hal ini alasan mengapa tidak ada peningkatan dalam pendapatan adalah disebabkan oleh tidak adanya inovasi baru dalam produksi hasil kerajinan. Pengrajin hanya terfokus pada permintaan konsumen dengan menghasilkan produk homogen. Sehingga diperlukannya inovasi baru dalam pembuatan dan penjualan produk kerajinan. Penelitian ini terbatas pada tingkat pendapatan, kesehatan, kondisi tempat tinggal, Pendidikan, dan tranportasi sehingga perlu dikembangakan variabel lain agar lebih mendalam, seperti seperti; aspek kebudayaan, pengalaman kerja, pengetahuan dasar dan lain-lain.
References
Basrowi, Siti. 2010. “Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur”. Lampung: Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Bernadette, Boris. 2020. “Life Course Socioeconomic Conditions and Frailty at Older Ages”. Journals of Gerontology: Social Sciences
Carmen, Hannah. 2019. “Mental health in individuals with spinal cord injury: The role of socioeconomic conditions and social relationships”. Journal pone: 0206069
Erni. 2021. “Peningkatan Kapasitas Desa Berdasarkan Pada Undang-Undang No. 6 Tahun 2014”. Universitas Diponegoro
Gunggung. 2011. “Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan Lindung Bukit Daun Di Bengkulu”. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Hartoyo. 2010. “Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Kesejahteraan Keluarga: Kasus Di Wilayah Pesisir Jawa Barat”. IPB e-Journal
Hastuti, Uniek Yuniar Vili. “Kajian Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Makanan di Obyek Wisata Pantai IndahWidarapayung Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap”. Cilacap, Universitas Muhammaadiyah Purwokerto. 2015.
Hendri, Astuti, Mila. 2016. “Desa Karya” Sebuah Kajian Untuk Mengurangi Tingkat Pengangguran Di Pedesaan (Studi Pada Komunitas Pandai Besi Di Desa Kajar, Gunung Kidul, Yogyakarta)”. Semarang: Faculty of Economics & Business, Dian Nuswantoro University
Manor, Matthews. 2003. “Child to adult socioeconomic conditions and obesity in a national cohort”. Nature: International Journal Of Obesity
Matsuyama, Aida. 2021. “Dental Pain and Worsened Socioeconomic Conditions Due to the COVID-19 Pandemic”. America: International & American Associations for Dental Research
Neti. 2007. “Kondisi Sosial Ekonomi Pengerajin Pandai Besi Di Desa Buntao’ Kecamatan Buntao’ Rantebua Kabupaten Tana Toraja”. Makasar : Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Hasanuddin
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Repbuplik Indonesia Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Sugiyono,2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Moleong Lexy J, 2007.Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda karya, Bandung
Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers
Tabrani. 2021. Manajemen Pengembangan Desa Produktif. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Wisadirsono. 2004. “Sosiologi pedesaan: kajian kultural dan struktural masyarakat pedesaan / Wisadirana. Universitas Muhammadiyah Malang
Wisadirsono. 2004. “Sosiologi pedesaan: kajian kultural dan struktural masyarakat pedesaan / Wisadirana. Universitas Muhammadiyah Malang
Yuliti, Yayuk dan Mangku Pirnomop. 2003. Sosiologi Pedesaan. Malang. Pustaka Utama.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jefry Ali, Titik Yuniarti, Eka Agustiani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.