GREEN ACCOUNTING: PEMANFAATAN BANK SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI BANK SAMPAH UNILAK RIAU
DOI:
https://doi.org/10.29303/independen.v2i2.49Keywords:
Green Accounting, Bank Sampah, PerekonomianAbstract
ABSTRAK
Salah satu permasalahan besar yang dialami kota-kota besar di Indonesia adalah persampahan. Sampah dapat diartikan sebagai konsekuensi adanya aktivitas kehidupan manusia.Tidak dapat dipungkiri, sampah akan selalu ada selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya, dapat dipastikan volume sampah akan selalu bertambah seiring dengan pola konsumerisme masyarakat yang semakin meningkat. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Abdimas ini bertujuan agar mengubah mindset Mitra tentang paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru. Paradigma yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk, dan bahan baku industri. Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif. Dimulai dari hulu, yaitu sejak suatu produk yang berpotensi menjadi sampah belum dihasilkan. Dilanjutkan sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan, sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Tujuannya agar dapat mengurangi sampah di TPS/TPA dan mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui pemanfaatan sampah dengan program 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Kata Kunci: Green Accounting, Bank Sampah, Perekonomian
ABSTRACT
One of the big problems faced by big cities in Indonesia is solid waste. Garbage can be interpreted as a consequence of the activities of human life. It is undeniable that garbage will always exist as long as life activities continue. Every year, it is certain that the volume of waste will always increase along with the increasing consumerism of society. The Ministry of Environment noted that the average Indonesian population produces around 2.5 liters of waste per day or 625 million liters of the total population. This Abdimas aims to change Mitra's mindset about the waste management paradigm that is based on the final approach, it is time to leave it and replace it with a new paradigm. The paradigm that considers waste as a resource that has economic value and can be used, for example, for energy, compost, fertilizer, and industrial raw materials. Waste management can be done with a comprehensive approach. Starting from upstream, that is, since a product that has the potential to become waste has not been produced. Continued downstream, where the product has been used, so that it becomes waste, which is then returned to the environmental media safely. The goal is to reduce waste in TPS/TPA and encourage community economic empowerment, through the use of waste with the 3R (Reduce, Reuse and Recycle) program.
Keywords: Green Accounting, Waste Bank, Economy
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Rina Maulina, Ika Rahmadani, Sari Maulida Vonna, Linda Rahmazaniati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.