Resiliensi Pada Masyarakat Simp. KKA Aceh Utara Pasca Pemberontakan GAM

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji resiliensi masyarakat Simpang KKA, Aceh Utara, dalam menghadapi dampak psikososial dan ekonomi pasca tragedi konflik bersenjata pada tahun 1999. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, menggunakan teknik non-probabilitas sampling terhadap para penyintas konflik. Analisis data dilakukan dengan pendekatan Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Simpang KKA memiliki tingkat resiliensi yang signifikan, ditinjau dari tujuh aspek resiliensi menurut Reivich dan Shatté, yaitu regulasi emosi, kontrol impuls, optimisme, empati, analisis kausal, self-efficacy, dan reaching out. Dukungan sosial melalui komunitas seperti K2HAU menjadi pilar utama dalam membangun kembali ketahanan psikologis kolektif. Praktik spiritual seperti doa dan kegiatan keagamaan juga berperan penting dalam membantu regulasi emosi dan pemaknaan ulang atas trauma. Temuan juga menunjukkan variasi tingkat pemulihan di kalangan masyarakat, dengan sebagian besar mampu membingkai masa lalu sebagai pelajaran dan menatap masa depan dengan harapan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya intervensi terstruktur dan penelitian lanjutan untuk mengembangkan model resiliensi berbasis budaya dan spiritual lokal, serta melibatkan generasi muda sebagai agen keberlanjutan pemulihan pasca-konflik.